Kamis, 16 Maret 2017

PERTEMUAN KE-4 tgl 15 Maret 2011

ChiperText
Pada kriptografi klasik , Hill cipher adalah cipher substitusi polygraphic berdasarkan aljabar linier . Ditemukan oleh Lester S. Hill pada tahun 1929, itu adalah cipher polygraphic pertama di mana ia praktis (meskipun hampir) untuk beroperasi pada lebih dari tiga simbol sekaligus. Pembahasan berikut ini mengasumsikan pengetahuan dasar tentang matriks .
Ø  Membawa dua atau tiga atau lebih kombinasi huruf dengan kombinasi ukuran yang sama, misalnya "itu" à "rqv"
Ø  Uses simple linear equations Menggunakan persamaan linear sederhana
Ø  Contoh dari sebuah blok "cipher" enkripsi blok teks pada suatu waktu
Ø  Bernomor alfabet: a 0, b = = 1, c = 3, dll
 (Dalam CAP, menggunakan kode ASCII)
Untuk mendekripsi, kita beralih ciphertext kembali ke dalam sebuah vektor, maka cukup kalikan dengan kebalikan matriks matriks kunci (IFKVIVVMI dalam huruf). (Ada metode standar untuk menghitung invers matriks, lihat matriks inversi untuk rinciannya.)

Yang membuat kita kembali ke 'ACT', seperti yang kita harapkan. Kami belum dibahas satu komplikasi yang ada dalam memilih matriks enkripsi. Tidak semua memiliki invers matriks (lihat invertible matriks ).. Matriks akan memiliki invers jika dan hanya jika yang determinan tidak nol, dan tidak memiliki faktor umum dengan basis modular.. Jadi, jika kita bekerja modulo 26 seperti di atas, penentu harus nol, dan tidak harus dapat dibagi oleh 2 atau 13. Jika determinan adalah 0, atau memiliki faktor umum dengan basis modular, maka matriks tidak dapat digunakan dalam cipher Hill, dan lain matriks harus dipilih (jika tidak, tidak akan mungkin untuk mendekripsiUntungnya, matriks yang memenuhi kondisi untuk digunakan dalam Hill cipher cukup umum.
Sebagai contoh kita matriks kunci:
. Jadi, modulo 26, determinan adalah 25Karena ini tidak memiliki faktor umum dengan 26, matriks ini dapat digunakan untuk Hill cipher.
. Risiko dari faktor-faktor penentu yang sama dengan modulus bisa dihilangkan dengan membuat modulus prima Akibatnya varian yang bermanfaat dari cipher Hill menambahkan 3 simbol tambahan (seperti spasi, periode dan sebuah tanda tanya) untuk meningkatkan modulus ke 29.
Hill - kunci adalah matriks
K12 k11 k13
k21 k22 k23
k31 k32 k33
Generalisasi untuk ukuran, blok yang lebih besar .Matriks harus invertible


VIGENERE CIPHER

Vigenere cipher adalah salah satu jenis kriptografi klasik yang pada dasarnya adalah melakukan substitusi cipher abjad majemuk (polyalphabetic substitution), yaitu mengubah plaintext dengan kunci tertentu  biasanya berupa sebuah kata atau kalimat yang berulang sepanjang plaintext sehingga didapatkan ciphertext. Tetapi salah satu kelemahan dari cipher ini adalah ia mudah diserang dengan metode Kasiski untuk mengetahui panjang huruf yang digunakan sebagai kunci. Untuk lebih memperkuat cipher ini, banyak modifikasi dilakukan oleh para peneliti.
Pada sandi Caesar , setiap huruf abjad digeser sepanjang beberapa nomor tempat, misalnya, dalam sandi Caesar pergeseran 3, A akan menjadi D, B akan menjadi E, Y akan menjadi B dan sebagainya. Cipher Vigenere cipher terdiri dari beberapa Caesar di urutan dengan nilai pergeseran yang berbeda.
Untuk mengenkripsi, sebuah tabel alfabet dapat digunakan, disebut sebagai tabula recta , persegi Vigenere, atau tabel Vigenere. Ini terdiri dari alfabet ditulis 26 kali di baris yang berbeda, setiap alfabet bergeser siklis ke kiri dibandingkan dengan abjad sebelumnya, sesuai dengan 26 cipher Caesar mungkin.. Pada titik-titik yang berbeda dalam proses enkripsi, cipher menggunakan alfabet yang berbeda dari salah satu baris. Alfabet yang digunakan pada setiap titik tergantung pada kata kunci berulang.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa plaintext yang akan dienkripsi adalah:
ATTACKATDAWN
Orang mengirim pesan memilih kata kunci dan mengulanginya sampai sesuai dengan panjang plaintext, misalnya, kata kunci "LEMON":
LEMONLEMONLE
Setiap baris diawali dengan huruf kunci. Sisa dari baris memegang huruf A sampai Z (dalam rangka bergeser). Meskipun ada 26 baris kunci ditampilkan, Anda hanya akan digunakan sebagai tombol banyak (alfabet yang berbeda) karena ada huruf yang unik dalam string kunci, di sini hanya 5 kunci, {L, E, F, O, N}. Untuk surat berturut-turut pesan, kami akan mengambil surat berturut-turut dari string kunci, dan menulis dlm kode setiap huruf pesan menggunakan baris yang sesuai kunci. Pilih huruf berikutnya dari kunci, pergi bersama baris yang untuk menemukan judul kolom yang cocok dengan karakter pesan; surat di persimpangan [baris kunci, msg-col]
Misalnya, huruf pertama dari plaintext, A, dipasangkan dengan L, huruf pertama kunci. Jadi gunakan baris L dan kolom A dari Vigenere persegi, yaitu L. Demikian pula, untuk huruf kedua plaintext, surat kedua dari kunci yang digunakan, huruf pada baris E dan T kolom X. Sisanya adalah enciphered plaintext dengan cara yang sama:
Plaintext:
ATTACKATDAWN
Kunci:
LEMONLEMONLE
Ciphertext:
LXFOPVEFRNHR
Dekripsi dilakukan dengan pergi ke baris dalam tabel sesuai dengan kunci, menemukan posisi huruf ciphertext di baris ini, dan kemudian menggunakan label kolom sebagai plaintext. Misalnya, di baris L (dari L Emon), yang ciphertext L muncul di kolom A, yang adalah huruf plaintext pertama. Selanjutnya kita pergi ke baris E (dari L E MON), menemukan ciphertext X di kolom T, yang merupakan huruf plaintext kedua.

Deskripsi aljabar

Vigenere juga dapat dilihat secara aljabar. Jika huruf A - Z yang diambil untuk menjadi nomor 0-25, dan penambahan dilakukan modulo 26, maka Vigenere E enkripsi dengan menggunakan kunci K dapat ditulis,
C_i = E_K (M_i) = (M_i + K_i) \ mod {26}
dan dekripsi D menggunakan kunci K,
M_i = D_K (C_i) = (C_i-K_i) \ mod {26}, ,
sedangkan M = M_0 \ titik M_n adalah pesan, C = C_0 \ titik C_n adalah ciphertext dan K = K_0 \ titik K_m. adalah kunci yang digunakan.
Jadi dengan menggunakan contoh sebelumnya, untuk mengenkripsi Sebuah widehat \ {=} 0 dengan huruf kunci L \ widehat {=} 11 perhitungan akan menghasilkan 11 \ widehat {=} L. .
11 = (0 +11) \ mod {26}
Oleh karena itu untuk mendekripsi R \ widehat {=} 17 dengan huruf kunci E \ widehat {=} 4 perhitungan akan menghasilkan 13 \ widehat {=} N. .
13 = (17-4) \ mod {26}

Kamis, 16 Juni 2011

Materi 11

Merancang jaringan 5 Gedung

Materi perkuliahan kali ini adalah dengan mempresetasikan kerja kelompok. Adapun prinsip yang dapat dikembangkan yaitu:


Untuk perancangan antar gedung , digunakan prinsip routing, prinsip ini dapat menghubungkan segmen jaringan yang berbeda dengan menggunakan router.

Untuk perncangan jaringan internal atau dalam gedung dapat menggunakan teknik subnetting.
Topologi yang digunakan yaitu topoli mesh untuk antar gedung dan topologi star untunk internal dalam gedung
Untuk mencegah jaringan terputus dan memberikan alternatif makan diberikan pula dua buah koneksi internet.
Sebenarnya konsep ini masih memiliki kelemahan yakni boros kabel.

Hardware Yang di Butuhkan


Router

Swicth
PC komputer
Kabel jaringan
Wifi Hotspot terdapat pada gedung C

Konsep Perancangan


Perancangan jaringan ini menggunakan teknik bridge, dengan topologi mesh untuk di antar gedung, dan topologi star untuk dalam gedung.


Gedung A


Pada Gedung A ini ada 2 lantai, untuk tiap lantai memerlukan 2 buah switch yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 10 buah. Pada gedung ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP kita menggunakan 192.168.101.0 /27


Kemudian IP 192.168.101.1 dipakai untuk gateway jaringan yang terpasang pada router.


Gedung B


Pada Gedung B ini ada 2 lantai, untuk tiap lantai memerlukan 2 buah switch yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 10 buah. Pada gedung ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP kita menggunakan 192.168.102.0 /27


Kemudian IP 192.168.102.1 dipakai untuk gateway jaringan yang terpasang pada router.


Gedung C


Pada Gedung C ini ada 2 lantai, untuk tiap lantai memerlukan 2 buah switch yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 10 buah. Pada gedung ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP kita menggunakan 192.168.103.0 /27. Khusus lantai 1 kita menggunakan layanan wireless dan konfigurasi IP client di atur oleh DHCP.


Kemudian IP 192.168.103.1 dipakai untuk gateway jaringan yang terpasang pada router.


Gedung D


Pada Gedung D ini ada 2 lantai, untuk tiap lantai memerlukan 2 buah switch yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 10 buah. Pada gedung ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP kita menggunakan 192.168.104.0 /27


Kemudian IP 192.168.104.1 dipakai untuk gateway jaringan yang terpasang pada router.


Gedung E


Pada Gedung E ini ada 2 lantai, untuk tiap lantai memerlukan 2 buah switch yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 10 buah. Pada gedung ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP kita menggunakan 192.168.105.0 /27


Kemudian IP 192.168.104.1 dipakai untuk gateway jaringan yang terpasang pada router.


Untuk lebih detailnya lihat pada perancangan jaringan di bawah ini:

MAteri 10 9 Juni 2011

Fitur-Fitur Dalam Perancangan Jaringan

1. Service


Ip Otomatis

DHCP (Dinamis Host Configuration Protocol). DHCP Relay yaitu service yang meneruskan IP secara otomatis. DHCP Authentifikasi berupa MAC ADdress.

Dynamic Host Configuration Protocol (DCHP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.


RADIUS (Remote Access Dial In User Service). Digunakan untuk jarak jauh.


Remote Authentication Dial-In User Service (sering disingkat menjadi RADIUS) adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pendaftaran akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. RADIUS didefinisikan di dalam RFC 2865 dan RFC 2866, yang pada awalnya digunakan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi dial-up. RADIUS, kini telah diimplementasikan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi selain dial-up, seperti halnya Virtual Private Networking (VPN), access point nirkabel, switch Ethernet, dan perangkat lainnya.


Radius banyak dipakai oleh Provider dan ISP internet untuk authentikasi dan billingnya. Radius juga bisa dipakai oleh jaringan RT/RW-Net untuk authentikasi para penggunanya dan untuk mengamankan jaringan RT/RW-Net yang ada. Di indonesia sudah ada service radius, namun berbayar seperti indohotspot.net . Ada juga service yang tidak berbayar, dan dikelola oleh luar negeri seperti chillidog.org Selain lebih menghemat budget, dan juga menghemat biaya maintenance, sistem Radius yang di host di internet merupakan salah satu solusi murah untuk para penggagas sistem HotSpot.


LDAP


LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) adalah protokol perangkat lunak untuk memungkinkan semua orang mencari resource organisasi, perorangan dan lainnya, seperti file atau printer di dalam jaringan baik di internet atau intranet. Protokol LDAP membentuk sebuah direktori yang berisi hirarki pohon yang memiliki cabang, mulai dari negara (countries), organisasi, departemen sampai dengan perorangan. Dengan menggunakan LDAP, seseorang dapat mencari informasi mengenai orang lain tanpa mengetahui lokasi orang yang akan dicari itu.


2. Monitoring


SNMP(Simple Network Management Protocol).


Simple Network Management Protocol (SNMP) merupakan protokol standard industri yang digunakan untuk memonitor dan mengelola berbagai perangkat di jaringan Internet meliputi hub, router, switch, workstation dan sistem manajemen jaringan secara jarak jauh (remote). Baru-baru ini (pertengahan Februari 2002) Oulu University Secure Programming Group, sebuah group riset keamanan jaringan di Finlandia, telah menemukan adanya kelemahan pada SNMP v1.


Kelemahan tersebut memungkinkan seorang cracker memasang back door pada peralatan yang menggunakan SNMP v1 sehingga bisa menyusup ke jaringan dan melakukan apa saja terhadap jaringan. Kelemahan ditemukan pada SNMP trap and request facilities yang memungkinkan penyusup memperoleh akses ke dalam sistem yang menjalankan SNMP dan melakukan serangan Denial of Service (DoS) yang membuat sistem tidak berfungsi (down) atau tidak stabil.


MRTG


MRTG (the Multi Router Traffic Grapher) Adalah aplikasi yang digunakan untuk memantau beban trafik pada link jaringan. MRTG akan membuat halaman HTML yang berisi gambar GIF yang mengambarkan trafik melalui jaringan secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan. MRTG dibuat oleh Tobias Oetiker menggunakan Perl dan C dan tersedia untuk sistim operasi UNIX dan Windows NT.


3. Routing Dinamis


OSPF


Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protokol standar terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan.


OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Dijkstra. Pertama, sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan converge dengan cepat, meskipun tidak secepat EIGRP, dan OSPF mendukung multiple route dengan biaya (cost) yang sama, ketujuan yang sama.


RIP


Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).


BOP


TUGAS


Perancangan Jaringan komputer 2 Gedung


Perancangan ini dengan menggunakan sistem bridge:

Tgl 13 Mei 2011

Ujian Mid Semester Analisis Peancangan JAringan komputer

29 April 2011

Syarat komputer dengan komputer yang saling terhubung adalah sebagai berikut, komputer tersebut harus berada pada:
1. Net id yang sama
2. host id tidak boleh sama
3. network yang sama
4. IP broadcast-nya sama

Tugas
merakit jaringan komputer 6 lantai dengan masing-masing 30 PC perlantai.

Tgl 1 April 2011

SISTEM OPERASI JARINGAN (NOS)


Sistem operasi jaringan (Inggris: network operating system) adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain sebagainya. Istilah ini populer pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an.

Beberapa sistem operasi jaringan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut:
• Microsoft MS-NET
• Microsoft LAN Manager
• Novell NetWare
• Microsoft Windows NT Server
• GNU/Linux
• Banyan VINES
• Beberapa varian UNIX, seperti SCO OpenServer, Novell UnixWare, atau Solaris

Jaringan sistem operasi biasanya digunakan untuk menjalankan komputer yang bertindak sebagai server.. Mereka menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk operasi jaringan. sistem operasi jaringan yang juga dirancang untuk komputer klien dan menyediakan fungsi sehingga perbedaan antara sistem operasi jaringan dan berdiri sendiri sistem operasi tidak selalu jelas.: Jaringan sistem operasi menyediakan fungsi-fungsi berikut:
• . File dan print sharing.
• Administrasi account bagi pengguna.
• . Keamanan.

Komponen Terpasang
• Klien fungsionalitas
• Fungsi server

Fungsi yang disediakan:
• Administrasi Akun untuk pengguna
• Keamanan
• File dan print sharing

Layanan jaringan
• File Sharing
• Cetak berbagi
• Pengguna administrasi
• Back up data

Sistem Operasi Jaringan Contoh
• Windows NT server and workstation - Dapat menggunakan berbagai prosesor dan berjalan pada komputer Intel atau RISC Melakukan preemptive multitasking.
• Windows 95 - Cannot use multiple processors or run on RISC computers. Windows 95 - Tidak dapat menggunakan beberapa prosesor atau berjalan pada komputer RISC.. Hal ini tidak dapat menggunakan driver NT, tetapi dapat menggunakan driver yang lebih tua.
• OS / 2 - mendukung preemptive multitasking dan multithreading dan melindungi aplikasi dari satu sama lain.. Mendukung 1 prosesor. Membutuhkan minimal 386 dan RAM 8M.. Beberapa driver DOS akan bekerja untuk OS / 2. Won't run on DEC Alpha systems. Tidak akan berjalan pada sistem DEC Alpha.
• MacIntosh mendukung koperasi dan preemptive multitasking dan menggunakan jendela, ikon, lingkungan mouse untuk sistem kontrol.
• Novell Netware dari Novell dengan dedicated servernya.
• Windows NT Server dari Microsoft.
• Unix yang dikenal dengan multiusernya.

Sedikit Ulasan Tentang Windows NT Server
Windows NT Server merupakan sebuah sistem operasi 32-bit dari Microsoft yang menjadi leluhur sistem operasi Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, dan Windows Vista. Sistem operasi tersebut pada awalnya mendukung beberapa platform mikroprosesor, dimulai dari Intel 80×86 (hingga sekarang), MIPS R4x00 (dihentikan pada versi Windows NT 4.0), Digital Equipment Corporation Alpha AXP (dihentikan pada versi Windows 2000 Beta 3), IBM PowerPC (dimulai dari versi Windows NT 3.51 dan dihentikan pada versi Windows NT 4.0), serta beberapa platform lainnya, seperti Clipper dan SPARC (tidak dirilis untuk umum, karena dibuat oleh pihak ketiga, Intergraph). Saat ini, sistem operasi berbasis Windows NT hanya mendukung platform Intel 80×86, Intel IA64 dan AMD64 (atau x64), sementara platform lainnya tidak didukung lagi, mengingat kurangnya dukungan dari pihak ketiga untuk prosesor tersebut.
Windows NT menggunakan non-dedicate server sehingga memungkinkan untuk bekerja pada komputer server.
-Protokol jaringan menggunakan TCP/IP
-Untuk workstationnya bisa menggunakan sistem operasi windows NT workstation atau Windows XP.
-Penggunaan server windows NT optimal untuk jaringan yang menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis windows atau aplikasi-aplikasi grafis dan multimedia.
-Pada windows NT Microsoft memperkenalkan sebuah konsep manajemen jaringan dengan system domain, yaitu suatu pengelompokan secara logika terhadap beberapa komputer dalam jaringan, yang memungkinkan jaringan dikelola dari satu titik sebagai satu unit.
-Sistem domain ini dimaksudkan untuk memudahkan dan meningkatkan system manajemen jaringan, yaitu dengan menyediakan satu titik pencatatan untuk validasi pada jaringan.
-Titik tersebut memberikan ijin kepada user untuk menggunakan resource pada jaringan sesuai dengan yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan ijin tersebut, user cukup melakukan login pada titik tersebut sebagai domainnya.

8 April 2011

Struktur kabel

Specifies:

* Cabling requirements
* Cabling distances
* Outlet / connector configurations
* Recommended topology
* Covers wide range of building sites and

applications

* Voice, data, text, video, image, etc.
* Up to 1,000,000 m2 office space
* Up to 50,000 users

Sttrructturred Cablliing:: Why?

* Provides flexibility
* Supports diverse environments
* Ensures reliable, high performance
* Allows for quick moves, adds, changes



Pengertian Struktur Kabel

• Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. (Makowski, 1988)
• Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. (Sutrisno, 1983)

Sejarah Struktur Kabel
A. Sejarah Perkembangan Struktur Kabel
Asal mula struktur kabel
Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa jembatan dan tenda. Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah pegunungan seperti Himalaya atau di daerah hutan hujan seperti Peru. Kemudian berkembang hingga Eropa
yang diprakarsai oleh Faustus Verantinus pada tahun 1616 yang menggunakan rantai sebagai pengganti kabel yang dingkurkan pada menara. Pada saat itu hingga menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi sistem yang membantu perkuatan karena belum dapat mengatasi factor beban angin.
Bentuk tenda sering digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan Timur Tengah. Tenda-tenda tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :
1. Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit

Merupakan bentuk yang paling sederhana dengan satu atau lebih tiang utama di dalam dan beberapa tiang pembentuk yang menyatu di puncak tiang utama.

2. Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut

Dinding silinder dibentuk dengan batang-batang yang saling menyilang dengan batang pembentuk atap menyatu ditengah dan diperkuat dengan cincin

3. Bentuk black tent

Bentuk ini hanya menggunakan kabel tarik yang ditutupi terpal tanpa batang pengaku. Fungsi utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap matahari dan temperature yang rendah pada malam hari.

C. Struktur kabel pada abad ke 19

Prinsip struktur kabel mengadaptasi bentuk tenda dan jembatan, hanya saja diterapkan pada bentang yang lebih luas. Dipicu oleh revolusi industri dimana terjadi pertambahan penduduk yang cepat dan pertumbuhan di bidang industri, mengakibatkan munculnya kebutuhan akan bangunan dengan bentang lebar untuk pabrik, stasiun kereta api dan fasilitas umum lainnya. Sistem struktur yang sering digunakan adalah struktur rangka sedangkan struktur kabel jarang digunakan. Namun terdapat beberapa contoh yang dapat diklasifikasikan menjadi :
• Perpaduan struktur kabel dengan elemen jembatan
Bangunan pertama adalah sebuah pabrik di pelabuhan Perancis yang dibangun tahun 1839. Terdiri atas dua gedung memanjang dengan ruang diantaranya sepanjang 40 m yang tertutup atap tanpa dinding. Atap didikat oleh sistem kabel catenary yang diangkurkan pada tower bangunan.
• Atap dengan rantai dan kabel tarik
Jaringan rantai besi atau kabel digunakan sebagai penutup atap, sebagai alternatif atap yang tahan api.
• Jaringan kabel dua arah pada lantai
Jaringan kabel dan batang besi digabung membentuk suatu plat lantai yang pre-tension
• Masted Structure
Diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan konstruksi yang tahan api, maka digunakan prinsip jembatan dengan mengikat rantai atau kabel (sebagai rangka atap) pada kolom yang diteruska ke atas

Dasar-Dasar Struktur Kabel
Daya Tarik yang tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan kabel baja sebagai elemen struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena ukurannya dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya. Fleksibel menunjukan daya lengkung yang terbatas.
Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh fleksibelnya kabel. Beban-beban yang dipikul oleh batang-batang tarik terbagi di antara kabel-kabel. Masing-masing kabel memikul beban dengan tegangan yang sama dan di bawah tegangan yang diperkenankan.
Untuk mendapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul beban vertikal, dapat dilihat pada gambar dibawah ini, terlihat suatu kabel yang ujung-ujungnya dipegang kuat oleh angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban P, kedua bagian kabel tertarik dan membentuk segitiga, tiap bagian kabel memikul ½ p

Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel memilki ciri khas lenturan,
yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik terendah pada kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya tarik yang terdapat dalam kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan dengan gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat melenturnya kabel dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama karena pembebanan simetri. Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel akan berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dipasang batang penunjang mendatar antara kedua landasan. Mekanisme kabel

• Makin panjang kabel
- lenturan makin besar
- tetapi tegangan menjadi lebih rendah
- dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil.
• Makin pendek kabel,
- lenturan pun makin kecil
- tegangan menjadi lebih tinggi
- diperlukan kabel dengan potongan lintang yang lebih besar.

2. Klasifikasi Struktur Kabel
Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:
1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda ( Single Layer Sistem)

Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel yang menghubungkan cincin dinding luar dari beton sebagai penahan tiang yang silindris ke cincin dalam di titik pusat lingkaran dari baja. Dinding tepi melingkar dibuat dari beton tulang yang tipis.
Penutup atap terdiri dari pelat beton prefabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Agar stabil, pelat-pelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir sementara untuk memberi tarik tambahan pada kabel.
Lubang-lubang diantara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beron. Bilamana beton mongering, atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran. Kabel akan memendek tetapi ditahan oleh beton tepi yang merupakan silinder yang telah membantu.
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabel-kabel, sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect (mengepak seperti sayap). Drainase air hujan dilakukan dengan memompa air yang ada di atas atap melalui pipa-pipa.

2. Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak berpotongan tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut ke bawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh penunjang-penunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel.

Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter effect karena gaya tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan keseluruhan lebih kaku daripada kabel-kabel yang digantungkan.

2.3.5 Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.

A. Deformasi Struktur Kabel

Beban merata pada struktur kabel menyebabkan terbentuknya 2 macam kurva, yaitu :
• Kurva parabola, terjadi akibat beban horizontal yang merata
• Kurva katenari, terjadi akibat beban merata searah kabel

B. Sistem Stabilisasi
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.

2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).

3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.

4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.

5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

2.3.6 Gaya-Gaya Pada Kabel
Untuk menghitung gaya-gaya kabel, dapat ditempuh dengan memanfaatkan keseimbangan titik-titik hubung struktur.
Kabel adalah struktur, dimana besar gaya-gaya pada kabel tersebut tidak konstan, ini berarti setiap segmen pada konstruksi kabel akan menerima gaya yang berbeda.
Tiupan angin diatas permukaan atap yang melendut menyebabkan terjadinya gaya isapan. Gaya isapan menyebabkan atap fleksibel mengarah cembung ke atas

Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat gaya isapan, pengaruh angin terhadap bentuk yang berubah tadi menyebabkan gaya tekan. Gaya tekan menyebabkan atap bergerak ke bawah

Pada saat bergerak ke bawah dan ke atas, efek angin secara bergantian tekan-isap yang mengakibatkan atap mengalami getar secara konstan

2.3.7 Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel
• Keuntungan struktur kabel :
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

• Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.